Jawaban untuk Pertanyaan yang Tak Mampu Kujawab Terang-terangan

aku musti merawat
nestapa, sayang,
juga sakit dalam kepala.
agar kata-kata tetap ada.

aku musti melawat
kenangan, sayang,
tanpa niat menguburnya.
agar kata-kata tetap ada.

aku pun musti berjalan
ke belakang,
mencari perih yang tak sempat jadi dendam,
siapa tahu ada puisiku ketinggalan.

maka jangan

pernah

khawatir, sayang,

aku baik-baik saja,
hanya sibuk melamun.

2017

Beni Rantau

Beni mahasiswa semester tua. tubuhnya penuh rajah catatan utang di warung tetangga
semua mahasiswa rantau begitu kok, Bu,” kata Beni waktu pulang kampung di hari raya.

di kota, di rantaunya,
Beni punya pacar orang kota. bicara seperti orang kota. juga main social media.

Waktu pacar telat datang
bulan.
Beni bingung mencari Tuhan
Beni keluarkan doa-doa
dari dalam kalbu,
lah kok ternyata
doa-doanya berdebu
: barangkali kerna tak pernah disentuh sekian waktu.

bahkan sampai puisi ini ditulis, Beni belum mampu baca doa. Padahal perut pacarnya semakin besar, dan Tuhan belum juga ditemukan.

kalau ada yang tanya,
mengapa belum baca doa?
Beni jawab masih sibuk bersih-bersih
soalnya debu bikin bersin-bersin.

Anehnya,
setiap Beni bersin
mata ibunya klilipen.
Padahal Beni di kota,
ibunya di kampung.

2018