Syair Para Pendendam

Kala luka masih nyala
sekam api lirih
bicara,
“orang-orang harus diingatkan
betapa sakitnya dilupakan.”

sampan-sampan coklat tua lalu membawa setiap anak panah jauh dari busurnya.
Kemenangan sejati,
bagai matinya para petapa:
sukar dikira, sulit dirasa.

dari utara, sekumpulan angin
jelas keras katanya,
“orang-orang tak perlu diingatkan, apalagi tentang sakit dan kesepian.”

lewat angin nan kencang
kita disuruh belajar diam-
diam.
Kebaikan sejati,
bagai kubur para petapa: mudah ditanam, susah dilupakan.

Cara Menulis Puisi

bagaimana caramu menulis puisi?

Ah, gampang sekali, aku tinggal memutar keran, kemudian kata-kata akan mengucur, deras tidaknya tergantung seberapa besar keran terbuka.

lalu?

kata-kata tadi kutampung dalam panci kecil, rebus, harus sampai mendidih betul.

lalu?

kata-kata mendidih kutuangkan ke dalam cangkir berisi dua sendok kopi pahit tanpa gula. Mengaduknya. harus benar-benar diaduk.

lalu, kau minum?

tidak. aku pakai buat kompres luka-luka masa lalu, kemudian kutuliskan perihnya.