Distorsi Buram Kesendirian dalam Keramaian (Sihir Jenggot Tebal Marx)

Berdiri bagai bangkai, kipas angin murah tak bergerak

berhembus nada punk gila, semangat sisa pil G warna-warni

perkenalan dengan melek buruh di pagi buta

kelas-kelas hidup yang baru ku temui

depresi akan setiap karbondioksida yang aku hasilkan

hidup omong kosong penuh kebohongan

tak sulit melupakan, cukup dengan beberapa tenggak

sakit minta ampun saat mencoba hilang

terasing dari hidup orang-orang asing, tertekan dlm lingkungan penuh tekanan.

Buku-buku kapital serta agama samawi yang ingin ku sobek-sobek

pintu berderit yang bosan ku banting

makian-makian yang jadi ciri.

Sejenak aku ingin istirahat Tuhan

tak lagi memaki berita pagi
tak lagi membenci para banci
tak lagi mengunci pintu menutup diri.

Rayuan-rayuan menarik merayu untuk hidup tanpa agama

kebebasan semu namun lantang ala Lennon

terjebak jaring laba namun aku tak ingin lepas

aku mampu aku tau
Tapi ku butuh istirahat

tak lagi menjambak rambut utk memancing otak

Mengapa kau ciptakan aku Tuhan?

Senyum dan wejangan wanita paruh baya di seberang sana, hanya menambah kesedihan penyesalan.

Lebih menarik melihat janggut tebal Marx

daripada angka-angka bangsat dan birokrasi keparat

semua ini buang-buang waktu

tak kan terpakai!

Bukan dunia yang pantas untuk manusia tolol penuh pemikiran tolol

Rupiah Mubazir Untuk Otak Tolol Parlemen Fir’aun Modern

Kimak kau bangsat!

tak kau lihat bayi berkepala dua kurang gizi?

Buta kau akan matinya balita HIV di negeri ini?

Berapa banyak kau hamburkan uang org tua mereka?

Hanya untuk jas mahal penambal otak tolol!

Berapa rupiah untuk mobil mewah pemanis kebangsatan?

tak peduli apa yang ada setelah nama lahirmu

salah satu dari kalian tak tahu apa itu sila ke-5!

Ibu itu menangis melihat anaknya mati kurang gizi

dia bayar pajak bangsat!

Untuk mobil serta renovasi rumah-rumahmu!

Kau yang membunuh anaknya!

Para tolol dengan visi & misi untuk saling menjatuhkan

persis seperti para penyihir parlemen fir’aun.


Saat kau takut pengaruh komunis serta pemanasan global

bersamaan kau jalankan kemunafikan berselimut demokrasi.

Manusia2 bangkai penggila rapat

aku tak butuh sadarmu

aku butuh matimu!

Kenapa bukan anak-anakmu yg berkepala dua?

Jelas tak mungkin…

bahkan cacing-cacing busuk penghuni perutmu bukan pengidap busung lapar.