Aku hitung satu, dua, tiga,
sampai sepuluh, Kau kucari,
sekali-sekali kupikir Kau benar bersembunyi–
padahal berkali-kali Kau ingatkan
kita
sedang bermain di pangkuan-Mu
Month: November 2015
Ibu di Kopi
Demi Tuhan, Bu
baru saja kau hidup lagi
di secangkir kopi
parasmu tenang
bibirmu komat-kamit
tapi tak bisa kudengar
kucelupkan telinga
terbakar. Masih bisu
entah perih entah rindu
“Pahit, Mas?” tanya istriku sembari menyodorkan
setoples kecil gula pasir
aku tercenung
aku baca doa-doa
aku baca bismillah
aku takut salah aduk
lantas petuahmu mati lagi
(2015)