Tentang Cerita

1.
Aku yang mengintip dari celah ventilasi
petang lalu malam, aku tahu
bilamana garis-garis sinar merengsek masuk.
Kupikir itu bulan, tak lama aku yakin itu lampu jalan,
tak lama lagi aku pikir seorang anak sedang memainkan senter bapaknya,
atau ada mobil yang baru saja melintas?

Aku dalam ruang sempit yang hanya dimasuki sinar
lewat lobang-lobang kecil
ada banyak rak di sana yang semakin malam semakin tak nampak
yang berbaris-baris juga kuandai-andaikan mereka bernafas dan bijaksana, bisa tertawa atau memberi fatwa.

Aku di saat malam mulai datang, kerap aku berdoa jadi seorang buta saja
karena buku-buku penghuni rak sudah sukar terbaca. Padahal ceritanya banyak rampok di waktu malam, makhluk penghisap darah berkeliaran,
juga pelacur yang berbicara lewat kedipan mata.
Sayang kisahnya hanya kubaca saat siang

2.
Kenapa burung tak pernah bertanya tentang sayapnya?
Kenapa tikus tak pernah bertanya tentang busuknya?
Kenapa daun tak pernah bertanya tentang gugurnya?
Kenapa sayap tak pernah bertanya tentang burungnya?
Kenapa busuk tak pernah bertanya tentang tikusnya?
Kenapa gugur tak pernah bertanya tentang daunnya?

Kenapa aku diam?

3.
“Apakah di dalam buku ada anak kecil kelaparan yang sedang tersesat di hutan penuh serigala?”
atau “apakah ada surga dalam buku?”
kemudian, “bagaimana rupa anak itu jika ia memang ada?”
atau “bagaimana bentuk gerbangnya jika ia memang ada?”

Aku hendak menjawab.
Agar sekali-sekali telingaku diceritakan.
Agar aku bisa lebih percaya.

4.
Dan masih saja belum ada cerita yang bisa dibaca
perihal aku yang ingin mendengar cerita
yang ingin bercerita
dan orang-orang di ruangan lain,
yang ingin mendengar cerita
yang ingin bercerita
tentang cerita

Besok, Kekasih

Besok, Kekasih, di kala terik panas maupun hujan dahsyat
bersabar-sabarlah menemaniku
sebab cuma kau saja, Kekasih, bahkan dalam renungku yang paling patung.
dan andai dunya semakin tebal bedaknya, semakin merah gincunya
doakan aku tetap keras kepala
biar aku tetap pulang waktu senja, ‘tuk relakan keningku pada telapakmu