Buk,
ada kebun melati di telapakmu
Buk,
dulu tak bosan usap kepalaku
Buk,
hingga ujung kaki lekat wangimu
Buk,
ada kebun melati di telapakmu
Buk,
dulu tak bosan usap kepalaku
Buk,
hingga ujung kaki lekat wangimu
Sorang bujang hidup di tanah orang
Sepi nyeri disimpannya dalam gelap
Lemari hati hanya ia tanami bibit rindu
~ berbuah tubuh kering tanpa biji
Sorang bujang mati di tanah orang
Nisan kering dari tangis ratap
Burung gereja habisi mimpinya satu satu
~ mencret di tidurnya tak permisi
Berat nian jadi perantau:
di kampung dianggap kacang lupa kulit,
di rantau jadi perindu yang sakit;
Hidup dipasung, mati ditikam
~ oleh duri-duri rindu