Sempurna! Merendah dengan maksud menyombong
bangkai busuk berjalan dengan isi mulut tanpa moral
apa lagi yang lebih dari itu?
Pencapaian yang sengaja diumbar lewat pancingan merendah
Bangsat terbangsat!
Omongan lagak laki-laki
Don Juan timur kau pikir?
Hanya utuhnya kelamin yang membuat kau tetap laki-laki
bersinar terang jari tengah mahluk bersayap atas setiap tetes sperma keparat
Mari rayakan teman, campuran vodka, lime dan darahmu.
Bersulang!
Month: December 2009
Jalan Nurani Pemberontak Hati
I. Gemeratak Kereta Ekonomi
Padat, pengap, orang-orang keras bercampur orang-orang tak tau diri, berteman dengan keringat, asap rokok dan bahas-bahasa tak jelas. Merapat pada kenyataan panjang bahwa ini jalan termudah untuk jadi lebih kuat, bahkan niat perjalanan ini adalah perjuangan. Tak peduli seremeh apa dilihat orang, aku hanya coba memperjuangkan, sesuatu yang tak pernah kuusahakan sebelumnya. Gemeratak rel bergoyang menggambarkan gemeratak hati berontak saat ini, sempat ragu, kemudian yakin, ragu lagi, dan akhirnya yakin. Sempat tak ingin berjuang setelah apa yang telah dihadapi, namun akhirnya mengangkat senapan! seribu jempol utk sahabat-sahabat, omongan membakar, walau dengan bahasa menggelikan. Tak peduli kalah atau menang, aku mau bertarung! “sekali berarti, setelah itu mati”.
II. Surga di Tengah Neraka
Terpukau akan sholat seseorang di sebelahku, perlu kau tahu dia beristri dua, dan penjahat kelamin kelas kakap beranak dua dari istri pertama, beribu omong kosong pada isteri ke-dua. Terpukau saat jahanam masih ingat Tuhan.
III. Semerbak Kasturi Kereta Malam
Selalu ada, kemanapun… Dengan peluh keringat, selalu nampak makhluk kuat yang sering dianggap lemah, mengghapus kegamangan. Harum semerbak semangat berontak wanita idaman.
IV. Nostalgia Bapak & Anak (at Purwokerto)
Terbuai perjuangan sang panutan, pekerja sejati, petarung tangguh, dia pernah mengadu nasib disini, berhasil pula. Terbayang posisinya saat mengejar pasangan idaman, terinjak, bangun, digempur, bangkit, kemudian berdiri tegak. Akan seperti itu kah anak ??
V. Tertampar Daya Juang Hawa (Cirebon, 12 November 2009 4.39 AM)
Sedikit menganga dengan jantung berdebar, tak bisa berkata. Terbangun oleh debat sengit pedagang asongan dengan jelmaan Hawa 20′ tahunan. Wanita keras dengan daya juang dan harga diri setinggi langit, menampar keras ketakutan-keyakutanku selama ini. Aku seperti seorang pemuda desa yang diajari memegang senapan oleh seorang komandan wanita gila. Kalah jauh aku, masih terlalu rendah.
VI. Tujuan Depan Mata
Entah apa yang aku lakukan, masih bingung. Obsesi-ku tak tertuju pada hasil akhir, namun lebih kepada pernyataan yang membuat aku penat selama ini. Tak pernah jatuh sedalam ini, tak habis pikir yang menjatuhkan ku sama sekali tak pernah ku prediksi sebelumnya. Tanpa persiapan, aku tak tahu apa kelemahannya, da cara mengalahkannya (Gila!!). Peduli setan hasil akhir, aku berusaha menyelesaikan apa yang sudah ku mulai. Peduli Setan! akan hasil akhir. Peduli setan bertepuk sebelah tangan, bahkan bertepuk sebelah kaki…
VII. Akhir !
JANCOK !!! ha ha ha !! ha ha ha !! . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
November 2009
————————————————————————————————————————–