di tengah pekik, aku berbisik:
1/
sayangku, selamat. Kata pembuka kata sambutan sudah selesai. Pertandingan itu akan dimulai. Aku-kau, ayo menangkan senja ini
2/
bersama gugur dedaun kuning, dan genggam kita yang kadang kuat kadang lemah; tolong kaubacakan beberapa bait Ayip Rosidi atau Nizar Qabbani kala kujengah
3/
lawan-lawan begitu lihai lincah, sudah kusaksikan orang-orang yang mampu kencang berlari cukup dengan senyum atau tawa yang dibuat-buat
4/
anak-anak–seperti mimpi kita di siang itu–akan ngaji akan berjuang, dan mereka akan menang. Kelak kita rayakan bersama, Sayangku, dengan mayoran bertampan berlian
5/
aku-kau, Sayangku, ayo kita bersusah-susah!