Munajat

Berserah aku kepada-Mu
Tunduk.
Rendah.
Sangat rendah,
merendahkan ubun-ubunku hingga ia sanggup tutupi wajahku yang tak tahu malu

Tuhan,
betapa kurangajarnya aku
berani sampaikan apa-apa yang aku mau, padahal Engkau Maha Tahu bahkan apa-apa yang malu untuk kuungkapkan

Maha Tahu, Kau lebih tahu apa yang aku mau
Namun, aku mutlak kepunyaan-Mu.
Apa-apa yang Kau mau, berikan sabar dan ikhlas untukku menjalaninya.
Lapangkan jalan bagi hamba, jadi hamba yang Kau mau.

Surabaya, 2013

Mushola Dulu, Kenangan Kini

Dulu, banyak hal ada di sana:
menyembuhkan luka sunat, setor hafalan, menjahili sepupu, iqomat shalat, membayangkan pikiran orang-orang dewasa

Sekarang tak polos lagi,
Embah sudah tenang di alam lain,
mushola tak lagi hidup seperti dulu;
kini hanya ruang kecil berdebu
dan sajadah lusuh di atas balai bambu.

Pura-pura mati, namun tetap teduh

Pohon mangga tua depan mushola tak pernah tampakkan raut tua
Dari aku umur lima, dia kokoh tampak muda,
setia temani mushola yang membungkuk tertatih

Genangan waktu menguap, langkah malu-malu beranjak kering, becek hilang sudah. Garing

Kemarin, ah sudahlah…
Waktu hanyalah sebilah pedang yang bolak-balik menebas angka yang sama berulang-ulang — membunuh kenangan.

Tapi, mushola bagaimanapun hari ini nasibnya; di hati di kepala,
tetap mushola.

Pamekasan, 2012