Lihat kebunku, Nur, pohon-
pohon penuh luka
menertawakan lumur darahnya
di taring sabit. Rumput-
rumput kebunku, Nur,
tumbuh liar tak teratur. Kolam
kebunku, Nur, penuh
busuk
bangkai hewan.
Lihat kebunku, Nur!
Lihat aku, Nur!
si tukang kebun
yang payah.
hamba nan bingung
Boleh aku jadi cacing di kebunmu saja, Nur?