“Diam kau, suami tak tahu diuntung!” istriku membentak dengan liarnya
bibir tipis, mata sayu
O, istriku
anak-anakku lahir dari rahimnya yang mulia
tangan berurat, kuku patah
O, istriku
celana dalamku yang bau tiap hari dicucinya
bau bawang, jari teriris
O, istriku
perutku jutaan kali diisi oleh masakannya
“Cari kerja sana! Uang BLT habis tak bersisa” sambungnya setelah kalimat pertama
dua detik sebelumnya
aku bertanya “mana lontong kupangku, sayang?”
Surabaya, 2011